-->

List

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat Datang di Blog Guru SDN 27 Lawang Kidul Tanjung Enim Sumatera Selatan

Sayangi Ibumu, selagi Ia masih hidup

Betapa berat cobaan di akhir hayatmu "Emak"

Kisah ini berawal dari perjuangan seorang ibu, yah kami biasa memanggil orang tua kami dengan sebutan Emak kata yang sangat sederhana tapi penuh makna yang sangat mendalam. Emak bagian terpenting dalam hidup kami betapa tidak, kami 5 bersaudara dibesarkan dari beliau yang penuh perjuangan, keringat dan air mata mungkin bukan hal yang aneh baginya semua itu demi anak anaknya kelak. Emak bukanlah seseorang yang diberkahi dengan harta yang melimpah, tapi hidup sederhana yang hanya mengandalkan tenaganya untuk menghidupi kami, bertani itulah kerja nyata dilakukan untuk menghidupi kelima anaknya, terkadang kamipun makan apa adanya hanya untuk menyambung hidup, sangat sederhana sekali kehidupan keluarga kami saat itu. Bersyukur emak mempunyai pendamping hidup yang kuat dan ulet dalam bekerja sehingga dalam menjalani tantangan hidup seakan mudah untuk di lewati. Kami menyebutnya dengan panggilan Ebak, sosok yang pendiam dan tak pernah marah. Bahagia rasanya mendapatakn kedua orang tua yang begitu kuat dalam menjalani hidup. Di akhir hayatnya seakan pilu terasa menyiksa, betapa tidak emak di titipi Allah suatu penyakit yang begitu berat. Ingin rasanya melihat Emak tidur dengan pulas, dengan mimpi mimpi indah di hari tuanya, tapi semua itu hanya sebuah bayangan semu, emak tak bisa tidur dengan nyenyak. Jangankan untuk tidur, menelentangkan tubuh di kasur yang lusuh pun betapa beratnya. Tapi emak hebat dengan cobaan yang begitu berat diberikan oleh Penciptanya tapi kewajiban kepada Nya tak pernah di tinggalkan, walau kaki tak mampu lagi untuk menopang beratnya tubuh renta yang hanya dibalut kulit yang sudah keriput, tapi hati, mulut, dan pikiran tetap tertuju untuk mengingat Robnya...Subhanallah, Allah Maha Besar. Obat dan Rumah Sakit adalah dua hal yang begitu akrab dengan beliau tapi semua itu hanya menghilangkan rasa sakit yang hanya sementara, selanjutnya tetap emak bertahan dengan rasa sakit yang tak berujung. Terlihat begitu tak mampu lagi untuk bertahan hidup, wajah kriput yang penuh lelah seakan berkata " ya Roob! Jika engkau sayang kepada hambamu, angkatlah rasa sakit ini, tapi jika engkau berkenan tutuplah usia hambamu dengan kasih sayangmu, hamba tak kuat ya Rob, mengapa engkau beri cobaan pada hamba di penghujung usia dengan cobaan yang begitu berat? ''.
Tetesan air mata selalu mengalir, tatkala duduk dan menyaksikan beratnya penderitaan hidup emak, ingin mata terpejam karena menahan lelah tapi semua itu sirna tatkala menyaksikan beliau dengan nafasnya yang tersengal sengal. Dering handphone di tengah malam seakan suara yang begitu menakutkan, pikiran berkecamuk dengan rasa khawatir dengan dirinya. Saat itu tepatnya hari Jumat pagi Handphone di saku celana berdering dengan kencangnya, berkali kali berbunyi itu bertanda hal penting yang ingin di kabarkan dari kampung halaman. Suara kakak terbata bata dari kejauhan dengan isak tangis yang di tahan, akupun tahu ada hal yang pilu ingin di kabarkan, ya.... Kabar buruk di penghujung usia Emak. "caknyo umak nih dak lamo lagi, cik jangan dak balek" kata kata yang seperti halilintar bergemuruh memecah suasana siang yang begitu mendalam. Ku kemas pakaian seadanya berpamitan dengan keluarga dengan pikiran yang tak menentu. Telepon berdering kembali " Baleklah, jangan dak balek, santai bae di jalan, emak dak apo apo idak". Kata kata yang mencoba menenteramkan hati yang sedang kalut...tapi di relung hati yang paling dalam sudah menduga, emak telah tiada. Ku kebut sepeda motorku dengan kecepatan yang di luar kemampuan, dengan tujuan supaya apa yang di kabarkan tidak sesuai dengan yang ada dalam pikiran. Semakin di tarik gas nya semakin terasa lambat. Perjalanan yang seharusnya ditempuh dengan waktu 3.5 jam hanya di tempuh 2 jam luar biasa. Sampai di jalan depan rumah terlihat bendera hijau sudah berkibar, bertanda ada duka yang sedang menyelimuti keluarga kami. Ku parkirkan kendaraan, bergegas menuju tempat berkumpulnya sanak saudara.... Terbujur kaku, ya....emak sudah tiada, ku buka tutup kepalanya, terlihat senyum yang bahagia di akhir hayatnya. Selamat Jalan Emak, semoga Allah mengampuni segala salah, khilap dan dosamu semasa hidupmu. Kelak semoga dipertemukan kami anak anakmu di Surga Nya Allah....
SELAMAT HARI IBU

0 Response to "Sayangi Ibumu, selagi Ia masih hidup"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel